Sunday, October 3, 2010

Belajar Bersyukur dengan Indera



Dua minggu lalu, aku mengantar abahku untuk melakukan operasi salah satu matanya yang menderita katarak. Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih menjadi keruh. Hal ini menyebabkan penderitanya tak dapat melihat dengan jelas, karena cahaya sulit untuk mencapai retina.

Sebelum memutuskan operasi, aku begitu khawatir dan sedih melihat kondisi abah yang begitu payah dengan penglihatannya. Ketika melihatku, butuh waktu lama dan baru mengenaliku jika sudah mendengar suaraku. Ia pun sudah tak kuasa mengancingi bajunya sendiri, sehingga selalu memintaku untuk mengancingi bajunya ketika hendak pergi ke luar rumah. Untuk menelpon temannya melalui handphone, ia kerap memintaku untuk memencetkan nomernya. Hatiku begitu miris menyadari kondisi matanya, hingga kemudian kami memutuskan untuk dioperasi, mengingat operasi katarak adalah operasi yang terhitung ringan.

Begitu selesainya proses operasi dilakukan, perlahan perban di mata kanan abah dibuka. Dokter kemudian mengetes penglihatan abah dan bertanya apakah kini dapat melihat dengan jelas? Ayahku mengangguk dan dapat menjawab dengan benar ketika ditanya tentang benda apa yang ditunjuk dokter.

Betapa gembiranya abah dan juga aku melihat penglihatannya kembali normal. Alhamdulillah ya Allah. Dengan operasi ini, hamba bersyukur atas apa yang Kau karuniakan berupa indera penglihatan kedua mata kami yang masih normal.

Allah menciptakan manusia begitu sempurna. Dengan indera yang memiliki fungsinya masing-masing. Kedua mata untuk melihat, sehingga kita dapat berjalan, bekerja dan melakukan sesuatu dengan lancar. Jika saja salah satu indera ini mengalami gangguan, seperti halnya yang terjadi pada abahku, maka terganggu pula kinerja dan aktivitas yang merembet pada yang lain. Jika kita tak bisa melihat, bisakah kita mengetik di komputer dengan lancar? Tentu kita juga tak nyaman pergi kemana-mana dengan kondisi penglihatan yang terganggu. Subhanallah, itu baru indera mata, belum indera lainnya.

Karenanya, ada baiknya kita kembali meletakkan indera pada fungsinya masing-masing. Mata untuk melihat. Hidung untuk mencium rasa, telinga untuk mendengar, dan mulut untuk berbicara. Namun, terkadang, kita masih belum bisa mensyukuri anugrah Allah tersebut. Ada kalanya kita melihat orang berjalan tak menggunakan matanya. Ia berjalan sementara kedua matanya meleng lirik ke kanan ke kiri, sehingga tak sadar ia menabrak orang lain. Atau juga kedua mata kita gunakan untuk melihat hal-hal yang tidak layak untuk dilihat. Mulut kita gunakan untuk berbicara buruk, mencaci maki, dan marah-marah pada orang yang tidak bersalah. Padahal, di hari akhir nanti, semua indera tersebut tentunya akan ada pertanggunganjawabnya bukan?

Seperti pada potongan lagu Chrisye (alm) berikut :

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja ia melangkah



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Thursday, September 30, 2010

Belajar Dunia Anak : What a Wonderful ‘Child’!




Apa yang kita pikirkan ketika melihat anak menendang bola? Perasaan senang karena melihat mereka asyik bermain. Mungkin hanya itu yang ada di pikiran kita. Tapi, bagi seorang peneliti pendidikan, Dr. Pamela Phelp, PHd, tak ada yang sia-sia dalam setiap pengalaman anak. Bahkan ketika dia menendang bola saja, banyak perkembangan yang terjadi, yaitu perkembangan motorik, dia belajar konsep diri (self concept), dan bagaimana dia belajar membangun kesehatan fisiknya.   Begitu juga seorang bayi, dengan hanya melihat dan mendengar saja, dia sedang banyak belajar. Dalam sebuah penelitian di dapat bahwa terjadi kerja otak yang sangat dahsyat pada bayi yang sedang melihat dan mendengar sesuatu. Subhanallah!

Hal ini juga pernah disampaikan dalam Konferensi Pendidikan II ‘Learning with Meaning’di hotel Le Meridien, 23-25 Oktober 2009 lalu. Konferensi ini diselenggarakan oleh sekolah Al Falah, Kelapa Dua Wetan, rutin setahun sekali. Banyak ilmu yang  saya dapat di konferensi tersebut, terutama ilmu tentang dunia anak dan perkembangannya. Ternyata selama ini saya, dan para ibu mungkin telah mengabaikan proses pengalaman yang terjadi dalam diri anak, yang seharusnya didukung jika kita tahu ilmunya.  Betapa, masa anak di usia dini itu sangat penting untuk diperhatikan. Pamela, bersama seorang rekannya Dr.Laura Stannard, PHd melakukan penelitian tentang anak usia dini di Creative Center for Childhood Research & Training (CCCRT) selama 40 tahun. Mereka juga menjadi pengajar anak-anak TK di Florida, USA. (Hebat ya, anak TK diajar sama doctor lulusan S3, gimana engga pinter ya anak sana!)


Pamela mengatakan, setiap apapun yang kita lakukan akan mendukung semua area perkembangan dari setiap anak. Dan setiap pengalaman anak membangun semua domain perkembangannya. Contohnya adalah anak yang menendang bola diatas. Karena itu, kita, orang dewasa (orangtua dan guru) harus mengetahui tahapan perkembangan mereka, juga tahapan main mereka. Jadi, harusnya tak ada ibu-ibu yang melarang anak-anaknya bermain kotor, atau para ibu yang over protected melarang anak melakukan ini atau melakukan itu. “Ini bahaya, nak,” atau “Duh, jangan kesitu! “Jangan pegang itu!” Tapi, sebaiknya, arahkan keingintahuan mereka dengan memberikan makna. “Ini fungsinya buat apa?”, buat mereka mengalaminya.


Karena, dari pengalaman anak belajar. Misalnya, ketika anak mencampur air berwarna merah dan kuning, betapa senangnya ketika mereka menemukan warna jingga. Itu adalah sesuatu yang baru bagi mereka, dan proses itu akan diingatnya seumur hidup.


Banyak penelitian-penelitian yang disampaikan Pamela dan Laura, termasuk penelitian otak. Diantaranya, bahwa anak-anak yang terlalu berlebihan menonton TV dan berinteraksi dengan komputer akan mengubah fungsi otak anak. Gambar dalam tayangan TV yang cepat sekali berubah-ubah menyebabkan anak sulit fokus dan berkonsentrasi pada sesuatu, disamping membuat anak menjadi kecanduan. Sebaiknya anak dibawah usia 2 tahun tak disediakan TV dirumah. Untuk itu,  Laura dan Pamela sangat melarang TV ada di rumah mereka.


Begitu juga dengan penggunaan komputer yang terlalu berlebihan, akan menjauhkan diri anak dari dunianya, yaitu dunia bermain. Banyak dunia main yang lebih baik buat anak dibanding play staton, game atau sebangsanya. Bermain balok atau bermain peran (main ibu-ibuan) menjadi alternatif permainan yang sangat bermanfaat. Bermain peran akan membantu meningkatkan kemampuan berpikir anak, serta melatih daya imajinasi mereka. Sedangkan bermain balok, membantu anak mencipta sesuatu, melatih kreatifitias, serta anak belajar merepresentasikan dunia nyatanya secara realistis, juga ketika bermain balok anak juga belajar matematika.


Banyak hal yang tidak dapat saya ceritakan semua dari hasil konferensi. Ada bagaimana mengajarkan Matematika yang menyenangkan buat anak, ada bagaimana tahapan menulis yang benar, dll. Yang jelas, materi Pamela dan Laura tentang dunia anak membuat saya semakin mencintai anak-anak. Betapa indahnya dunia mereka, kalau saja kita tahu ilmunya. Yang paling penting adalah, anak-anak akan bahagia jika kita bahagia. Satu lagi penelitian tentang otak, ketika kita tertawa otak akan mengeluarkan reaksi kimia positif yang dalam hitungan detik akan membuat kita menjadi lebih baik. Dan selaras dengan teori The Law of Attraction, di dalam otak ada neuron seperti cermin yang akan merefleksikan emosi seseorang. Bila dia berada pada kondisi sedih dan kecewa, maka otomatis seluruh kondisi tubuhnya mencerminkan dia seseorang yang sedih dan kecewa, dan akan memancar pula hal-hal negatif dari sekitarnya. Begitu pula sebaliknya. Coba buktikan, ketika kita sedang dalam kondisi bahagia, cobalah menegur anak, maka dia akan tersenyum dan senang berinteraksi dengan  kita.


Karena itu, buat para ibu yang ingin membuat anaknya nyaman dan selalu bahagia, maka berbahagia dan tersenyumlah, agar mereka juga dapat belajar dalam tahapan usia mereka masing-masing.


Jika anak banyak di cela, ia akan tebiasa menyalahkan
Jika anak biasa dimusuhi, ia akan terbiasa menentang
Jika anak mengenyam rasa aman                   
Ia akan terbiasa mengandalkan diri dan percaya orang sekitarnya
Jika Anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian :
”Sungguh Indah dunia ini!”
          Bagaimanakah anak Anda?

(Dorothy Low Nolte,
Children learn what they live with)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Tuesday, September 28, 2010

Belajar Dewasa dari Masalah

Hidup penuh masalah. Beberapa teman kerap curhat atas masalahnya. Ada yang curhat tentang problematika keluarganya, hingga ke masalah cinta. Ehem….yang terakhir ini memang biasanya menghantui para cewek (termasuk penulis :P –red) terutama yang masih menjomblo. Masalahnya tak jauh-jauh seputar cinta dan cowok. 

Sahabat saya curhat bahwa hatinya sangat sakit akibat ditinggalkan begitu saja ketika dia sudah mau menerima dan membuka hatinya buat cowoknya. Padahal, dia butuh waktu cukup lama untuk menerima cinta sang cowok. Tetapi, sekarang si cowok justru menganggapnya teman biasa dan tak ingin lagi hubungan serius. Karena masalah ini, sahabatku mengatakan, dia tak bisa terima dan patah hati. Ia berusaha melupakan sang cowok namun sangat sulit.

Saya hanya hanya bisa memotivasinya, dan mengatakan,” keep fight”. Bahwa tak hanya dia yang mengalami hal sepeti itu. Ada banyak wanita dan juga pria yang mengalami patah hati. Hanya saja, mungkin pria tak sebegitu parah (baca : larut) dalam mensikapi patah hati ketimbang wanita. Karena wanita yang memang didominasi perasaan, jadi sangat sulit untuk mengelola hati ketika sedang terluka.

Betapa Allah mendidik kita lewat masalah. Tinggal bagaimana kita bisa mengambil hikmah dari setiap masalah. Ingin larut dalam masalah, atau keluar sebagai pemenang?
Terkadang ada orang yang begitu bijak dan tenang dalam menjalankan hidup. Padahal sebenarnya dia memiliki masalah yang beragam masalah. Tetapi ada juga orang yang selalu mengeluh pada masalahnya, seolah dia memilki beban yang berat dalam hidup, padahal masalahnya sebenarnya sepele.

Patah hati atau ditinggal pacar, sebenarnya masalah yang besar buat sebagian orang, tapi sebenarnya sepele. “Sepele?? Ga salah nih, gue hampir bunuh diri tau!!” Protes orang yang tak setuju. Iya iya…ngerti…tapi apa iya dengan bunuh diri lantas pacar kita akan kembali pada kita? Kan engga.
Nah, saatnya menggunakan seluruh potensi akal fikiran, hati dan fisik dengan baik.

Kita gunakan akal dengan jernih. Apakah ketika kita memikirkan dia terus menerus, dia disana juga demikian? Bisa jadi dia sedang sibuk dengan cewek yang lain. Atau juga bisa jadi dia juga memang tidak kepikiran kita? Nah loh?? Kalau memang benar, bukankah kita sangat merugi memikirkan orang yang tak memikirkan kita? “Tapi, hati ku udah terlanjur tertambat disana? Hiks…bener banget…buat para cewek..bicara masalah hati ini memang susah. Karena itu, coba kita gunakan potensi hati kita yang dianugerahi hati nurani untuk merasakan kebenaran. Bahwa kita harus belajar ikhlas terhadap masalah apapun. Ikhlas melepaskan dia, ikhlas membuat dia bahagia, dan ikhlas jika kita tak mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika jatuh cinta, dan itu bertepuk sebelah tangan atau si dia tak merespon cinta kita, maka tak ada yang harus disesali karena dia belumlah menjadi orang yang halal buat kita. Karena itu kelolalah hati dengan sebaik-baiknya dalam mencinta. Jangan sampai cinta kita menjadi berlebihan melebihi cinta kita pada orang terdekat. Ada orang-orang yang lebih layak kita cintai. Ibu, Ayah, adik, kakak, keponakan dan yang paling penting dari semua itu, sebisa mungkin cinta kita pada si dia tidak melebihi cinta kita pada Allah. Ini kuncinya. 

Ketika kadar cinta kita pada-Nya melebihi cinta pada seorang hamba, maka kita tak akan kecewa dan patah hati. Allah Maha Luas cinta dan karunianya. Ia memiliki segalanya yang ada di langit dan di bumi. Apapun bisa kita minta dari-Nya jika Ia mencintai kita. Jika Allah mau, Dia bisa saja memberikan pangeran yang paling tampan di seluruh dunia (ngarep.com), asal kita benar-benar mencintai-Nya melebihi segalanya. Syaratnya, ya kita harus dekat dulu dengan Allah.

Jadi, masalah apapun termasuk patah hati bisa menjadi pembelajaran jika kita mau merenung dan mengambil hikmahnya. Bahwa ada banyak masalah yang lebih berat dari urusan cinta dan broken heart. Kalau kita mau membuka mata dan telinga, tentunya disekeliling kita ada orang-orang yang lebih menderita dibanding kita. Lihat tetangga kita yang untuk makan hari ini saja dia mesti banting tulang. Lihat saudara kita yang cacat dan memiliki fisik tak sesempurna kita. Lihat saudara-saudara kita di belahan dunia lain, ayang mengalami nasib tak seberuntung kita, seperti warga Palestina yang dibantai, sehingga mereka tak merasakan kenyamanan hidup di negeri sendiri. Jadi, ada baiknya kita banyak menggunakan seluruh indra, agar dalam setiap masalah kita bisa lebih bijak menghadapinya.

Dengan suksesnya kita berhadapan dengan masalah seberat apapun, justru akan membuat kita makin matang dan dewasa. Sehingga ketika nantinya menghadapi ujian hidup yang lebih berat, kita sudah semakin pandai. Jadi, begitulah ujian mendewasakan kita. Cheer up ya sobat 

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Monday, September 20, 2010

Belajar dengan Peran Masing-Masing

Hidup adalah belajar. Begitu juga hidup dalam peran masing-masing. Ada yang perannya sebagai orangtua, atau sebagai anak. Ada juga perannya sebagai guru, sebagai karyawan dikantor, atau sebagai siswa di sekolah. Namun, dalam menjalankan peran masing-masing, mereka semua juga tetap harus belajar. Tak ada istilah guru tidak belajar. Meski mengajar, toh dia harus membuka buku tentang bahan ajarnya. Bahkan seorang dosen pun, juga harus belajar sebelum mengajar mahasiswanya. Minimal mempersiapkan materi atau presentasi bahan kuliahnya. Jadi, tak hanya siswa yang belajar. Dan semuanya memang butuh pembelajaran. Tak hanya itu, ketika mengajar, seorang dosen juga harus belajar mengerti karakter mahasiswanya. Itu dilakukan, jika sang dosen ingin mengajarnya tak sekedar mengajar. Namun, bagaimana ia tak saja mentransfer ilmu melalui pikiran, tapi juga dengan hati. Dan ini yang meninggalkan kesan tersendiri di hati para mahasiswanya.

Begitu pula, seorang manager di kantor. Alih-alih ia seorang pimpinan di kantor, toh ia juga belajar dari karyawannya. Tak semata seorang manager memiliki semua kemampuan yang dapat dilakukannya sendiri. Namun, juga ia memiliki keterbatasan, dimana keterbatasan itu dapat dilakukan oleh bawahannya. Disanalah fungsi peran masing-masing. Dan sekali lagi, semuanya dilakukan dalam proses belajar. Dalam proses belajar itu juga ada kesalahan sebagai layaknya seorang manusia. Namun, yang terpenting, dalam proses pembelajaran itu, bagaimana kita bisa belajar dari kesalahan. Seorang manager pun tak luput dari salah. Entah salah dalam memimpin, salah mendelegasikan tugas ke anak buah, atau bahkan salah dalam hal yang terkecil, semisal lupa untuk tersenyum dan menyapa.

Seorang accounting, juga belajar. Dia bisa saja mahir melakukan penghitungan akuntansi dengan rumus-rumusnya. Namun, suatu hari dia bisa saja salah memasukkan satu digit saja angka penjualan, yang mengakibatkan salah di jumlah harga penawaran. Disinilah, dia belajar ketelitian. Bagaimana dari kesalahan itu, dia belajar untuk selalu teliti memperhatikan dan menulis angka-angkanya.
Jadi, proses pembelajaran itu penting dilakukan dalam segala hal, segala jabatan dan segala tugas. Sekecil apapun hal itu, jika saja bisa dianggap sebagai pembelajaran akan menjadi besar maknanya, terutama buat ke depannya nanti.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Thursday, September 16, 2010

Belajar dari Bayi

Sejak kecil kita belajar. Mulai usia bayi, kita sudah belajar merangkak, berjalan, terjatuh kemudian berjalan, dan berlari. Jika kita bisa merekam semua proses itu, sejatinya banyak yang dapat kita ambil hikmahnya. Bagaimana seorang bayi yang belajar merangkak kemudian terjerembab di atas kasur kecilnya, dia akan bangun lagi dan mencoba lagi. Begitu pula anak usia 10 bulan yang belajar berjalan, dia begitu gembiranya belajar berjalan. Kedua tangan yang dituntun ibu atau ayahnya, dengan senyum yang menggemaskan, dia begitu bersemangat mengikuti proses belajar dari kedua orangtuanya. Jika tiba-tiba salah satu kakinya melemah yang membuatnya tak seimbang dan kemudian terjatuh, tanpa merasa sedih sedikitpun dia akan bangkit dan berusaha lagi. Bahkan ada bayi yang jika dia berhenti dari proses belajarnya dia akan menangis. Artinya, dia tak mau proses belajarnya terhambat dan kemudian terhenti. Dari proses belajar bayi yang berjalan secara alami ini, tentunya kita dapat mengambil hikmahnya.

Seorang bayi saya mampu semangat melakukan pembelajaran, lantas bagaimana kita orang dewasa?
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Tuesday, September 14, 2010

Invoicing…oh Invoicing

Hari ini duniaku belajar invoicing. Hmm…dunia belajar lagi. Padahal, ditilik dari sejarah latar belakang pendidikan, aku tak pernah mempelajari ilmu accounting. Dari sejarah nilai matematika di Sekolah Dasar saja, aku punya riwayat buruk. Whuaaa…….Daan, kali ini secara tiba-tiba aku dihadapkan dengan pembuatan invoice, lengkap dengan penghitungan biaya-biayanya. Hmm….sanggupkah ? Hiks…
Sempat ditengah-tengah kesulitan menghitung angka-angka yang njelimet, terlintas keraguan akankah aku mampu membuat invoice shipment-shipment yang nantinya akan dipercayakan padaku ? Entahlah… Tapi, terkadang muncul perasaan optimis bahwa aku bisa melakukannya.

Aku sangat bersyukur di tempat sekarang aku bekerja, aku diberi banyak kesempatan belajar. Dari dokumen BL, accounting dengan laporan keuangannya, hingga ke invoicing ini. Kalau untuk dokumen-dokumen dan laporan keuangan dasar, Alhamdulillah aku bisa melakukannya. Tapi untuk tugas invoicing ini, masya Allah lumayan membuat banyak kening berkerut, adrenalin melemah, dan otak berpikir keras. Tapi, ingat, prinsip dasar, sesuatu itu bisa dipelajari! TInggal banyak bersabar sambil terus ikhtiar.!

Ya Allah Yaa Fattah Yaa Aalim, Yang Maha Pembuka Ilmu, bukakanlah dan mudahkan lah hamba berpikir agar dapat memahami ilmu ini.
Amiiiin
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Sunday, September 12, 2010

Dunia Forwarder, Dunia Dokumen

Setelah cukup lama menggeluti dunia pena dengan aktivitas menulisnya, dunia pengiriman barang ekspor impor adalah dunia baruku. Forwarder namanya. Aku sendiri tak menyangka dan menduga bagaimana bisa terjun ke dunia yang sama sekali asing bagiku. Mungkin juga karena sudah scenario Allah, yang memberiku lahan rizki dari arah yang seperti ini, jadi, ya dijalani saja. Karena prinsipku adalah life is learning. Bahwa sesuatu itu bisa karena dipelajari.

Termasuk dunia forwarder, sama sekali nol di pikiranku. Aku sama sekali tak pernah mendengar, apalagi mempelajari baik secara teori maupun praktek dengan yang namanya forwarder. Kata forwarder saja baru kali ini aku tahu. Karenanya, nekat juga aku menerima tawaran siap bekerja dengan janji bisa belajar cepat.

Alhamdulillahnya, yang aku dengar, teman-teman disekitarku juga banyak yang tidak punya background forwarding sepertiku, tapi mereka bisa belajar. Hal ini menjadi satu hal yang membuatku termotivasi.

Dan, karena minim pengetahuan dan pengalaman ini, aku dituntut harus banyak bertanya. Karena, dikantorku tidak ada training atau pelatihan khusus yang meng up grade calon karyawan baru. Nah loh, otomatis, di hari pertama bekerja aku lebih banyak menebak-nebak tentang job des aku hehe. Dan, yang mungkin kasihan adalah, orang terdekat yang jadi sasaran empuk pertanyaanku, mulai dari hal yang sepele hingga yang rumit.

Di dunia ini, pertama kali aku diperlihatkan dokumen yang namanya BL (Bill of Ladding), dan dijelaskan bahwa BL adalah dokumen/surat ijin pengangkutan barang melalui laut. Dan untuk barang yang akan diberangkatkan harus ada BLnya, karena BL adalah bukti pemilikan yang sah pada barang yang akan dikirim. Disamping, BL ada juga HBL, MBL, shipper, consinee, dll hingga ke produk Custom Clearance dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang).

Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, aku mulai paham tentang dokumentasi, khususnya satu produk yang disebut Memo letter (ML). ML adalah produk dokumen yang diperlukan untuk mengambil DO (Delivery Order) yang berfungsi untuk mengeluarkan barang dari pelabuhan atau bandara. Entah dikategorikan lambat atau cepat, setidaknya dalam kurun hampir 5 bulan, ada hal yang sudah bisa aku pahami secara focus. Pada prinsipnya, aku terus belajar dan belajar.

Intinya, di forwarder kita banyak bersentuhan dengan dokumen ini dan itu. Dan harus bisa membaca mana dokumen yang layak disebut HBL mana yang MBL, bagaimana berurusan dengan PIB dan bea cukai (Custom) dll.

Yang jelas…..dunia belajar ku sekarang adalah dunia Forwarder. Semoga menjadi ilmu dan amal. Amiiiin

Jakarta, sejak 8 April 2010 hingga hari ini
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Life is Learning

Hidup itu belajar. Tanpa belajar kita tak akan pernah bertahan untuk menjadi yang terbaik. Dalam hidup ada masalah, ada gelisah, Ada cobaaan menerpa, ada juga lara nestapa. Dan dalam menghadapinya, setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda. Terkadang dalam setiap pengalaman seseorang ada hikmah yang bisa diambil. Dari hal yang sepele dan sederhana, bisa menjadi pembelajaran buat orang lain. Dan pelajaran itu bisa datang dari siapa saja.

Melalui ruang ini, semoga bisa menginspirasi siapapun untuk juga bisa belajar dari setiap hal, baik yang dilihat, didengar, dirasakan maupun dialami. Karena, yang terpenting dari semua itu adalah agar semua bisa menjadi pelajaran karena hidup itu adalah belajar.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO