Sunday, October 3, 2010

Belajar Bersyukur dengan Indera



Dua minggu lalu, aku mengantar abahku untuk melakukan operasi salah satu matanya yang menderita katarak. Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih menjadi keruh. Hal ini menyebabkan penderitanya tak dapat melihat dengan jelas, karena cahaya sulit untuk mencapai retina.

Sebelum memutuskan operasi, aku begitu khawatir dan sedih melihat kondisi abah yang begitu payah dengan penglihatannya. Ketika melihatku, butuh waktu lama dan baru mengenaliku jika sudah mendengar suaraku. Ia pun sudah tak kuasa mengancingi bajunya sendiri, sehingga selalu memintaku untuk mengancingi bajunya ketika hendak pergi ke luar rumah. Untuk menelpon temannya melalui handphone, ia kerap memintaku untuk memencetkan nomernya. Hatiku begitu miris menyadari kondisi matanya, hingga kemudian kami memutuskan untuk dioperasi, mengingat operasi katarak adalah operasi yang terhitung ringan.

Begitu selesainya proses operasi dilakukan, perlahan perban di mata kanan abah dibuka. Dokter kemudian mengetes penglihatan abah dan bertanya apakah kini dapat melihat dengan jelas? Ayahku mengangguk dan dapat menjawab dengan benar ketika ditanya tentang benda apa yang ditunjuk dokter.

Betapa gembiranya abah dan juga aku melihat penglihatannya kembali normal. Alhamdulillah ya Allah. Dengan operasi ini, hamba bersyukur atas apa yang Kau karuniakan berupa indera penglihatan kedua mata kami yang masih normal.

Allah menciptakan manusia begitu sempurna. Dengan indera yang memiliki fungsinya masing-masing. Kedua mata untuk melihat, sehingga kita dapat berjalan, bekerja dan melakukan sesuatu dengan lancar. Jika saja salah satu indera ini mengalami gangguan, seperti halnya yang terjadi pada abahku, maka terganggu pula kinerja dan aktivitas yang merembet pada yang lain. Jika kita tak bisa melihat, bisakah kita mengetik di komputer dengan lancar? Tentu kita juga tak nyaman pergi kemana-mana dengan kondisi penglihatan yang terganggu. Subhanallah, itu baru indera mata, belum indera lainnya.

Karenanya, ada baiknya kita kembali meletakkan indera pada fungsinya masing-masing. Mata untuk melihat. Hidung untuk mencium rasa, telinga untuk mendengar, dan mulut untuk berbicara. Namun, terkadang, kita masih belum bisa mensyukuri anugrah Allah tersebut. Ada kalanya kita melihat orang berjalan tak menggunakan matanya. Ia berjalan sementara kedua matanya meleng lirik ke kanan ke kiri, sehingga tak sadar ia menabrak orang lain. Atau juga kedua mata kita gunakan untuk melihat hal-hal yang tidak layak untuk dilihat. Mulut kita gunakan untuk berbicara buruk, mencaci maki, dan marah-marah pada orang yang tidak bersalah. Padahal, di hari akhir nanti, semua indera tersebut tentunya akan ada pertanggunganjawabnya bukan?

Seperti pada potongan lagu Chrisye (alm) berikut :

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja ia melangkah



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO